Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit

23.08

keselamatan kerja rumah sakit
Menurut data, ternyata rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja paling beresiko. Di tahun 2011, rumah sakit Amerika Serikat mencatat terjadi 253. 700 kecelakaan dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Ini nyaris 2 x lebh besar dari pada jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di industri swasta keseluruhannya.

Bekerja dirumah sakit nyatanya cukup berisiko, seperti tertular penyakit dari pasien dan kecelakaan kerja. Pekerja rumah sakit yang mengalami masalah kesehatan atau terluka akan beresiko pada perawatan pada pasien. Pekerja yang bekerja dalam kondisi kurang fit maka dapat membahayakan pasien yang dirawatnya. Perawat atau pekerja rumah sakit itu tersebut bahkan juga dapat bikin kekeliruan dalam penyembuhan dan menginfeksi pasiennya.

Luka yang disebabkan oleh pekerjaan dirumah sakit terdaftar 93%, sedang bekasnya 7% berbentuk penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Permasalahan yang sering dihadapi oleh pekerja rumah sakit yaitu keseleo yakni sekitar 54%, sedang yang lain berbentuk lecet, rasa sakit, patah atau retak, multiple trauma, tergores/terpotong atau tertusuk dan type luka yang lain. Kecelakaan kerja dirumah sakit memang sedikit yang menyebabkan fatal. Kecelakaan fatal dirumah sakit biasanya disebabkan oleh kekerasan, kecelakaan transportasi, terjatuh, dan sebagainya.

Salah satu cara efisien untuk kurangi bahaya atau kecelakaan ditempat kerja yakni dengan mengaplikasikan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dirumah sakit yang pro aktif dan komprehensif. Manajemen K3 dapat temukan dan melakukan perbaikan bahaya atau resiko yang ada sebelumnya pekerja terluka atau jadi sakit. Keuntungan mengaplikasikan manajemen K3 yang baik yakni dapat membuat perlindungan pekerja, menghemat uang, dan bikin semua program yang berisiko jadi lebih efisien.

Untuk mengaplikasikan manajemen K3 yang baik dirumah sakit maka perlu mengikutkan 6 elemen utama, diantaranya :

1. Kepemimpinan manajemen : manajemen perlu mendemonstrasikan prinsip mereka untuk tingkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dirumah sakit. Prinsip itu lalu dikomunikasikan dan di buat kebijakannya. Manajemen bikin keselamatan dan kesehatan jadi prioritas utama, meningkatkan maksud, sediakan sumber daya yang layak, dan mempersiapkan contoh yang baik.

2. Partisipasi karyawan : karyawan atau pekerja memiliki pengetahuan mengenai lingkungan tempat mereka bekerja hingga mereka semestinya lebih tahu mengenai resiko yang dihadapi. Oleh karenanya partisipasi karyawan penting juga dengan diikutkan dalam semua segi program K3. Mereka perlu didorong untuk melakukan komunikasi dengan pihak manajemen dan melaporkan tenang kesehatan dan keselamatan kerja ditempat mereka bekerja.

3. Mengidentifikasi dan menaksir bahaya : bahaya ditempat kerja perlu diidentifikasi dan ditaksir dengan cara berkepanjangan. Ini perlu dilakukan dengan cara terus-menerus dan dievaluasi apakah resiko yang ada telah dapat diatasi lewat cara mengeliminasi atau meminimalisasi resiko itu. Untuk mengidentifikasi dan menaksir bahaya maka perusahaan perlu :
  • Sediakan akses daan memakai semua sumber info bahaya dan potensi bahaya ditempat kerja
  • Menggabungkan info dengan hasil dari inspeksi tempat kerja, analisa bahaya kerja, investigasi kecelakaan dan penyakit, terima input dari pekerja, dan tehnik lain yang bisa mengidentifikasi bahaya kerja.
  • Menaksir dan mengutamakan resiko.
  • Secara berkepanjangan memantau dan merespon bahaya baru. 
4. Menghindar dan mengontrol bahaya : sistem, prosedur, dan program K3 diimplementasikan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya ditempat kerja hingga keselamatan dan kesehatan ditempat kerja terwujud. Proses program K3 itu perlu diawasi sejauh mana pengerjaannya dan pencapaiannya. Apakah program itu telah dikerjakan dengan baik atau tidak.

5. Pendidikan dan training : pendidikan dan training untuk pekerja tempat tinggal sakit bukan sekedar pada prosedur mereka dalam menjaga pasien tetapi juga penting memberi kursus mengenai keselamatan dan kesehatan saat bekerja. Melalui training itu pekerja dapat mengerti bahaya yang bisa menyerang mereka ditempat kerja dan bagaimana caranya untuk mengatasinya. Perlu juga sediakan training khusus untuk karyawan yang kerjanya memiliki resiko bahaya yang tinggi atau khusus. Setelah training telah dilakukan maka setelah itu perlu dievaluasi apakah training itu telah meraih maksudnya yakni terwujudnya keselamatan dan kesehatan kerja.

6. System pelajari dan perbaikan : pelajari dan perbaikan program K3 adalah hal yang cukup penting tetapi sering diabaikan. Bila tidak dilakukan pelajari dan perbaikan maka manajemen tidak dapat tahu dengan tentu apakah program itu telah terwujud dengan efisien atau mungkin tidak. Banyak hal yang perlu dilakukan yakni :
  • Memantau performa system keselamatan dan kesehatan
  • Melakukan investigasi bila terjadi kecelakaan
  • Memverifikasi proses dan operasi dengan cara periodic
  • Mengidentifikasi kesempatan untuk tingkatkan system manajemen keselamatan dan kesehatan
  • Manajemen review dan perbaikan 
  • Menggunakan ADP seperti pakaian safety, sepatu safety, sarung tangan safety dll
Sekian keterangan mengenai manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dirumah sakit yang bisa Kamu aplikasikan agar terlepas dari beragam bahaya kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images